KERTAS KOSONG - Maraknya kasus flu burung (avian influenza/AI) yang terjadi di Indonesia tengah menjadi perhatian serius Kementerian Pertanian. Tahun ini, kasus flu burung pun diklaim lebih banyak dibandingkan tahun 2015.
Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, drh I Ketut Diarmita mengungkapkan, bahwa pada tahun 2015 tercatat 123 kasus flu burung. Sementara tahun 2016, terjadi 148 kasus flu burung yang terjadi pada unggas.
"Kalau dilihat datanya memang kasus flu burung pada unggas tahun 2016 lebih banyak daripada tahun sebelumnya," papar Ketut saat jumpa pers di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (16/5/2016).
Ketut memaparkan, meningkatnya kasus flu burung yang terjadi disebabkan oleh El Nino yang menyerang Indonesia belum lama ini.
"Kami memperkirakan hal ini terjadi karena cuaca ekstrem El Nino yang menyerang Indonesia akhir tahun lalu," ujar dia.
El Nino dinilai membuat beberapa wilayah di Indonesia mengalami kekeringan dan disertai beberapa hari hujan deras. Akibatnya, hal ini pun menyebabkan daya tahan tubuh unggas melemah sehingga lebih mudah terserang infeksi flu burung.
"Memang sudah dilakukan vaksinasi. Tapi cuaca ekstrem tahun lalu itu mengurangi efektivitas vaksin dan banyak peternak juga tidak menggunakan booster sehingga unggasnya lebih mudah mengalami infeksi," tutur Ketut.
Selain itu, penyebab meningkatnya kasus flu burung tahun ini juga karena adanya virus baru yang sudah kebal dengan vaksinasi. Ketut juga menilai, kurangnya perhatian atau kewaspadaan peternak dengan ancaman flu burung membuat kasus ini kembali meningkat.
Menurut Ketut, seharusnya peternak lebih waspada dalam mengamankan unggasnya dan melakukan vaksinasi. "Indonesia mengalami tren penurunan kasus flu burung sejak tahun 2010. Jadi karena dinilai turun, nggak divaksinasi lagi, atau penerapan biosekurutinya lemah. Akhirnya kasusnya naik lagi," kata dia.
Flu burung merupakan jenis penyakit influenza yang ditularkan oleh unggas kepada manusia. Jenis virus influensa tipe A ini diketahui bisa menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, hingga manusia.
Setelah seseorang tertular, virus yang masuk ke tubuh akan berinkubasi selama tiga hingga tujuh hari sebelum menimbulkan gejala. Daya tahan tubuh yang rendah, membuat anak-anak menjadi yang paling rentan tertular penyakit ini. Umumnya, penderita flu burung akan mengalami gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, pilek, batuk, gangguan pernapasan, diare, pendarahan gusi, pendarahan hidung dan nyeri dada. (Awg)
No comments:
Post a Comment