KERTAS KOSONG - Pernah mendengar tentang Segitiga Bermuda? Segitiga Bermuda
disebut juga dengan nama Segitiga Setan adalah sebuah wilayah lautan di
Samudra Atlantik seluas 1,5 juta mil2 atau 4 juta km2 yang membentuk
garis segitiga antara Bermuda, wilayah teritorial Britania Raya sebagai
titik di sebelah utara, Puerto Riko, teritorial Amerika Serikat sebagai
titik di sebelah selatan dan Miami, negara bagian Florida, Amerika
Serikat sebagai titik di sebelah barat. Segitiga bermuda sangat
misterius. Sering ada isu paranormal di daerah tersebut yang menyatakan
alasan dari peristiwa hilangnya kapal yang melintas. Ada pula yang
mengatakan bahwa sudah menjadi gejala alam bahwa tidak boleh melintasi
wilayah tersebut. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa itu semua akibat
ulah makhluk luar angkasa.
Di Indonesia sendiri ternyata terdapat sesuatu yang mirip dengan
Segitiga Bermuda yaitu Segitiga Masalembo. Segitiga Masalembo sendiri
terletak di antara Pulau Bawean - Kota Majene - Kepulauan Tengah, di
sana kadang terjadi arus laut dan angin yang mengalir akibat adanya
perbedaan tekanan dalam siklus harian ataupun tahunan (monsoon) lalu
keduanya bertemu menjadi satu mirip layaknya tornado, badai, hurricane
ataupun typhoon namun dalam putaran yang lambat tapi tiba-tiba berpindah
arah.
Segitiga Masalembo mulai di kenal sejak pertama kali memkan korban dan menenggelamkan kapal KM Tampomas II pada tanggal 27 januari 1981, sejak itu masalembo terus memakan korban, mulai dari kecelakaan lalu lintas laut yang menimpa kapal laut Senopati Nusantara pada tanggal 29 Desember 2006.
Kemudian pada tanggal 1 Januari 2007 kecelakaan pesawat udara Adam Air
penerbangan 574 dengan nomer ekor PK-KKW. Dan disusul pada bulan Juli
oleh kecelakaan transportasi laut KM Mutiara Indah yang tenggelam di
perairan Masalembo pada tanggal 19 Juli 2007. Tujuh hari kemudian pada
tanggal 27 Juli 2007 disusul tenggelamnya KM Fajar Mas, juga di perairan
Masalembo. Belum sebulan setelah peristiwa itu, tenggelam lagi KM
Sumber Awal di perairan yang sama pada 16 Agustus 2007. Lalu dua tahun
kemudiann pada tahun 2009 dihari Minggu 11 Januari dini hari, ada juga
musibah KM Teratai Prima yang tenggelam di perairan yang sama. Semuanya
diduga terjadi pada lokasi yang sama berdekatan juga di Laut Jawa bagian
timur dan di seputar perairan kepulauan Masalembu.
Kenapa pada bulan-bulan yang sama ya? Mungkin karena memang bulan-bulan
tersebut merupakan bulan-bulan puncak peralihan atau perubahan musim
seantero Indonesia yang kepulauannya berada di sekitar katulistiwa.
Pulau Masalembu sebenarnya sebuah pulau kecil yang berada di ujung
Paparan Sunda. Pulau-pulau kecil ini berada di daerah “pertigaan” laut
yaitu Laut Jawa yang horisontal dari barat ke timur dan Selat Makassar
yang memotong secara vertikal utara ke selatan. Pola kedalaman laut di
Segitiga Masalembo ini sangat jelas menunjukkan bentuk segitiga yang
nyaris sempurna berupa segitiga sama sisi. Pada peta kedalaman laut atau
peta bathymetri dapat dilihat adanya bentuk kepulauan yang berbentuk
segitiga. Setelah peristiwa-peristiwa kecelakaan transportasi laut dan
udara, wilayah yang terdiri beberapa pulau-pulau ini kadang sebut
sebagai “Segitiga Masalembo” atau “The Masalembo Triangle“.
Apa saja hubungan efek aliran ini dengan proses kelautannya sendiri?
Tentunya banyak sekali. Jika digambarkan secara mudah, barangkali profil
Selat Makassar dapat dilihat seperti gambar di atas. Terlihat batuan
Kalimantan dan batuan Sulawesi berbeda, hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan mencolok antara Indonesia barat dengan Indonesia Timur.
Kalimantan merupakan bagian dari Paparan Sunda (Indonesia Barat) sedang
Sulawesi merupakan bagian dari Indonesia Timur. Nah garis yang
membaginya dulu diketemukan oleh Wallace disebut sebagai Garis Wallace
(Wallace Line). Garis Wallace ini sebenernya hasil penelitian satwa
Indonesia Barat-Timur, namun sebenarnya ada juga implikasi atau
manifestasi dari aspek geologis (batuan penyusunnya). Dari batuannya
kita tahu bahwa dibawah Selat Makasar ini terdapat tempat yang sangat
kompleks geologinya. Dan diatas Selat Makassar juga memilki karakter
khusus di dunia, dimana mengalirkan air yang sangat besar. Dan tentunya
ada aspek meteorologis yang memisahkan antara daerah diatas air dengan
daerah diatas daratan, yaitu awan. Awan merupakan fenomena khusus yang
paling banyak dijumpai diatas daratan. Angin juga akan berhembus karena
perbedaan tekanan udara panas. Pada malam hari bertiup angin darat,
sebaliknya pada siang hari saat bertiupnya angin laut. Perubahan angin
darat laut karena suhu ini berubah dalam siklus harian, namun tentunya
ada juga siklus tahunannya atau disebut siklus monsoon. Lalu akhirnya
keduanya bertemu menjadi satu, ini mirip dengan perubahan tekanan udara
dan bertemu lalu membentuk layaknya tornado, badai, hurricane ataupun
typhoon.
Seringkali daerah Segitiga Bermuda dihubungkan dengan kondisi magnetisme. Adakah peta magnetik daerah Segitiga Masalembo ini ? Memang sejak dulu seringkali yang menyatakan adanya keanehan kompas magnetik apabila melalui daerah angker ini. Secara fisik (pengukuran magnetik) tidak terlihat anomali itu. Hanya terlihat bahwa Indonesia secara umum merupakan daerah yang memiliki deklinasi dan iklinasi sangat kecil. Dan merupakan daerah yang memiliki total intensitas magnetik rendah, barangkali karena Indonesia merupakan daerah yang relatif “muda” dibandingkan daerah-daerah lain. Kalau dibandingkan dengan Segitiga Bermuda, lokasi Segitiga Masalembo juga tidak menunjukkan keanehannya. Sepertinya keangkeran segitiga Masalembo ini lebih ditentukan oleh faktor gangguan alamiah yang bukan mistis. Yang mungkin paling dominan adalah faktor meteorologis seperti faktor cuaca, termasuk didalamnya angin, hujan, awan, kelembaban air dan suhu udara yang mungkin memang merupakan manifestasi dari konfigurasi batuan serta kondisi geologi, oceaografi serta geografi yang sangat unik.
Seringkali daerah Segitiga Bermuda dihubungkan dengan kondisi magnetisme. Adakah peta magnetik daerah Segitiga Masalembo ini ? Memang sejak dulu seringkali yang menyatakan adanya keanehan kompas magnetik apabila melalui daerah angker ini. Secara fisik (pengukuran magnetik) tidak terlihat anomali itu. Hanya terlihat bahwa Indonesia secara umum merupakan daerah yang memiliki deklinasi dan iklinasi sangat kecil. Dan merupakan daerah yang memiliki total intensitas magnetik rendah, barangkali karena Indonesia merupakan daerah yang relatif “muda” dibandingkan daerah-daerah lain. Kalau dibandingkan dengan Segitiga Bermuda, lokasi Segitiga Masalembo juga tidak menunjukkan keanehannya. Sepertinya keangkeran segitiga Masalembo ini lebih ditentukan oleh faktor gangguan alamiah yang bukan mistis. Yang mungkin paling dominan adalah faktor meteorologis seperti faktor cuaca, termasuk didalamnya angin, hujan, awan, kelembaban air dan suhu udara yang mungkin memang merupakan manifestasi dari konfigurasi batuan serta kondisi geologi, oceaografi serta geografi yang sangat unik.
Sumber : anehtapinyata.net
No comments:
Post a Comment